9 Juni 2009

ALASAN MENIKAH

ALHAMDULILLAH JIKA BERMANFAAT UNTUK DIBACA.......
CERITA YANG BERMANFAAT DAN DAPAT DIAMBIL HIKMAHNYA

KETIKA ALLAH MENJADI ALASAN UTAMA
Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berani memutuskan
dengan siapa aku akan menikah. Aku tidak banyak bertanya tentang calon
istriku, aku jemput dia di tempat yang Allah suka, dan satu hal yang
pasti, aku tidak ikut mencampuri ataupun mengatur apa-apa yang menjadi
urusan Allah. Sehingga aku nikahi seorang wanita tegar dan begitu berbakti kepada suami.
Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berusaha sekuat tenaga
untuk tidak melihat segala kekurangan istriku. Dan sekuat tenaga pula,
aku mencoba membahagiakan dia.

Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka menetes air mataku saat
melihat segala kebaikan dan kelebihan istriku, yang rasanya sulit aku
tandingi.

Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka akupun berdoa, Yaa Allah,
jadikan dia, seorang wanita, istri dan ibu anak-anakku, yang dapat
menjadi jalan menuju surgamu. Amin.

Sahabat-sahabat, kalau Allah menjadi alasan paling utama untuk menikah,
maka seharusnya tidak ada lagi istilah, mencari yang cocok, yang ideal,
yang menggetarkan hati, yang menentramkan jiwa, yang.....yang.
...yang..... .dan 1000 "yang"...... lainnya.. ...Karena semua itu
baru akan muncul justru setelah melewati jenjang pernikahan. Niatkan
semua karena Allah dan harus yakin kepada Sang Maha Penentu segalanya.

Sahabat-sahabat, ketika usiaku 25 tahun, aku sudah memiliki niat untuk
menikah, meskipun hanya sekedar niat, tanpa keilmuan yang cukup. Karena
itu, aku meminta jodoh kepada Allah dengan banyak kriteria. Dan Allah-pun
belum mengabulkan niatku.

Ketika usiaku 30 tahun, semua orang-orang yang ada di sekelilingku,
terutama orang tuaku, mulai bertanya pada diriku dan bertanya-tanya pada

diri mer eka sendiri. Maukah aku segera menikah atau mampukah aku
menikah?

Dalam doaku, aku kurangi permintaanku tentang jodoh kepada Allah. Rupanya
masih terlalu banyak. Dan Allah-pun belum mengabulkan niatku.


Ketika usiaku 35 tahun, aku bert eka d, bagaimanapun caranya, aku harus
menikah. Saat itulah, aku menyadari, terlalu banyak yang aku minta kepada
Allah soal jodoh yang aku inginkan. Mulailah aku mengurangi kriteria yang
selama ini menghambat niatku untuk segera menikah, dengan bercermin pada diriku sendiri.

Ketika aku minta yang cantik, aku berpikir sudah tampankah aku?
Ketika aku minta yang cukup harta, aku berpikir sudah cukupkah hartaku?
Ketika aku minta yang baik, aku berpikir sudah cukup baikkah diriku?
Bahkan ketika aku minta yang solehah, bergetar seluruh tubuhku sambil
berpikir keras di hadapan cermin, sudah solehkah aku?*

Ketika aku meminta sedikit..... Ya Allah, berikan aku jodoh yang sehat
jasmani dan rohani dan mau menerima aku apa adanya, masih belum ada
tanda-tanda Allah akan mengabulkan niatku.

Dan ketika aku meminta sedikit...sedikit. ..sedikit. ..lebih sedikit.....
Ya Allah, siapapun wanita yang langsung menerima ajakanku untuk menikah
tanpa banyak bertanya, berarti dia jodohku. Dan Allahpun mulai menujukkan
tanda-tanda akan mengabulkan niatku untuk segera menikah. Semua urusan
begitu cepat dan mudah aku laksanakan.
Alhamdulillah, ketika aku meminta sedikit, Allah memberi
jauh lebih banyak. Kini, aku menjadi suami dari seorang istri yang
melahirkan dua orang anakku.

Sahabatku, 10 tahun harus aku lewati dengan sia-sia hanya karena
permintaanku yang terlalu banyak. Aku yakin, sahabat-sahabat jauh lebih
mampu dan lebih baik daripada yang suadh aku jalani. Aku yakin,
sahabat-sahabat tidak perlu waktu 10 tahun untuk mengurangi kriteria soal
jodoh. Harus lebih cepat!!!
Terus berjuang saudaraku, semoga Allah merahmati dan meridhoi kita semua. Amin.

" Dengan "MEMBERI" hati ini menjadi lapang dan hati juga menjadi
bahagia. So, mulailah memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi hidup ini..."

SEMOGA BERMANFAAT UNTUK SEMUA